Titik Balik
Sunday, June 05, 2016
Kita semua mungkin pernah mengalami
titik balik. Biasanya, titik balik terjadi setelah kita mengalami hal yang sangat
buruk. Bisa berupa kegagalan, penolakan, atau kehilangan. Untuk sesaat kita memang
kehilangan arah. Bingung, sedih, meratap. Rasanya lebih mudah untuk bergelung
di bawah selimut tiap hari, daripada bangkit dan menjalani hidup seperti biasa.
Namun pada akhirnya akan tiba suatu fase. Kesempatan yang mendorong kita untuk
berubah. Itulah titik balik.
Photo by Holly Mandarich on Unsplash |
Saya pernah mengalami beberapa kali
titik balik. Yang terakhir sedang terjadi. Tepat saat saya membuat tulisan
ini. Ya, saya memutuskan untuk melakukan titik balik, sekarang juga.
Beberapa minggu belakangan ini saya
tak bisa mengenali diri sendiri. Saya tak tahu kalau bisa selemah ini, baik
secara fisik maupun mental. Saya mengalami dua kali sakit yang cukup parah.
Badan saya menolak makanan, dan berat badan pun turun berkilo-kilogram. Mental
saya lebih sakit lagi. Saya kesulitan untuk berpikir jernih, dan hanya ada satu
emosi yang saya rasakan secara konstan: sedih. Orang-orang mulai bertanya
mengapa saya jadi kurus. Atau, mengapa mata saya sering terlihat sembab.
Alasannya hanya satu: saya baru saja
kehilangan. Saya kehilangan sesuatu yang sangat berharga—sesuatu yang saya kira
tak akan pernah hilang, apalagi secepat ini. Barangkali saya terlampau naif.
Mestinya saya tahu bahwa tak ada yang abadi. Apa pun. Namun, dulu saya
dibutakan oleh kebahagiaan. Saya berhenti berpikir logis. Saya memaksakan
hal-hal yang sebenarnya tak sesuai, hanya untuk memperpanjang kebahagiaan itu.
Saya bahkan berpikir untuk melepas hal-hal yang sangat penting bagi saya.
Namun Tuhan memang Mahabaik. Ia
membuka paksa mata saya. Demi kebaikan, Tuhan merenggut kebahagiaan yang saya
miliki. Ia menghindarkan saya dari sesuatu yang salah.
Pada awalnya memang sangat sulit
untuk ikhlas. Namun saya memutuskan untuk merelakan. Karena kalau tidak, apa lagi
yang bisa dilakukan? Masa saya harus bersedih selama sisa hidup ini? Sungguh
merugi. Lebih baik saya segera bangkit dan melanjutkan hidup. Titik balik saya
sudah dimulai. Barangkali memang tidak mudah untuk dijalani, tapi saya akan
berusaha.
Berikut ini adalah tips untuk
menghadapi fase titik balik:
Pastikan kita sudah ikhlas
Ikhlas berarti merelakan. Kedengarannya
memang sepele, tapi ikhlas adalah sesuatu yang dahsyat. Butuh waktu dan usaha
yang tak sedikit untuk melakukannya. Tanpa rasa ikhlas, susah untuk melangkah
maju. Lantas bagaimana caranya? Kita perlu berdialog dengan diri sendiri.
Yakinkan diri kita bahwa hal buruk yang terjadi memang harus terjadi. Kita tak
bisa membatalkannya. Kita tak bisa mengubahnya. Satu hal yang bisa dilakukan
hanyalah merelakan.
Minta saran dan bantuan dari orang-orang terdekat
Saat mengalami hal buruk, terkadang
kita merasa takut dan sendirian. Padahal banyak orang-orang yang masih peduli. Entah
keluarga, sahabat, teman, dosen, siapa saja. Berceritalah pada mereka. Orang
yang menyayangimu pasti akan mendengarkan dan memberi saran. Kamu tak perlu
merasa malu. Mintalah bantuan mereka untuk menemanimu dalam keadaan sulit ini.
Menyederhanakan hidup
Sudah saatnya hidup dengan normal.
Mungkin awalnya sulit, karena itulah kita perlu menyederhanakan hidup. Buat
aturan yang sesimpel mungkin. Kalau kita melakukan sesuatu yang baik, pasti
hasilnya juga baik. Begitu pula sebaiknya. Mari mengisi hidup dengan sebanyak
mungkin kebaikan. Tak perlu berprasangka yang macam-macam. Lebih baik hidup
dengan sederhana, nyaman, dan gembira.
Temukan dan tekuni passion-mu
Passion adalah sesuatu yang membuat
kita semangat. Setelah mengalami fase hidup yang buruk, kita perlu bersemangat
lagi. Caranya adalah dengan menekuni passion. Coba lakukan hobi kita yang
selama ini terlupakan. Misalnya saja menulis, memasak, jalan-jalan, dan
sebagainya. Lebih bagus lagi kalau kegiatan itu bisa bermanfaat untuk orang
lain.
Hiduplah dengan “penuh”
Terakhir, mari kita berusaha untuk
hidup dengan maksimal. Manfaatkan waktu yang kita miliki. Lakukan hal-hal yang
kita sukai. Sayangilah orang-orang yang berarti. Pastikan kita sibuk melakukan
kebaikan. Dengan begitu, hal-hal baik akan terjadi dalam hidup kita.
Selamat berjuang di titik balik!
0 comments